Dibalik Harga Bitcoin yang Tinggi, Ternyata Berampak Negatif Untuk Lingkungan
"(Jumlah penggunan Listrik) Secara historis lebih banyak dari (yang digunakan) seluruh dunia, seperti Irlandia," ujar Profesor Ekonomi The University Of New Mexico, Benjamin Jones, yang dikutip dari laman The Guardian, pada Senin, (01/03/2021).
Melalukan pertambangan bitcoin adalah sebuah proses untuk memecahkan alogaritma yang kompleks dan memerlukan proses insentif energi yang kuat. Pada awal kemunculannya pada 2009, bitcoin dapat ditambang menggunakan komputer biasa.
Setelah penambangan bitcoin cukup berkembang, makan jumlah terbatas untuk penambangan bitcoin hanya 21 juta. Semakin banyak bitcoin yang ditambang, semakin sulit juga alogaritma yang harus dipecahkan.
Sampai saat ini sekiranya sudah ada 18,1 juta koin yang sudah berhasil tambang dan komputer biasa sekarang sudah tidak bisa lagi jadi alat menambang. Dengan begitu hanya komputer yang memiliki kualitas terbaiklah yang bisa digunakan untuk aktivitas menambang bitcoin secara intens.
Dengan spesifikasi tinggi, tentu komputer-komputer ini memerlukan banyak listrik untuk menjalankannya. Benjamin mengatakan, bahwa tegangan listrik untuk menambang Bitcoin setidaknya mencapai puluhan TeraWatt pertahun.
Center for Alternative Finances di Cambridge memperikirakan untuk menambang Bitcoin memerlukan konsumsi listrik diatas 115 TeraWatt/Jam atau Twh. Sedangkan menurut Digicomist penggunaan listrik hanya menacapai 80 Twh.
Digicomist juga membandingkan antara traksaksi bitcoin yang ternyata lebih boros dari aktivitas online lainnya. Menambang Bitcoin dapat membuat karbon yang setara dengan 680 ribu transaksi visa dan 50 ribu jam menonton Youtube.
Penambangan Bitcoin Menggunakan Listrik Batu Bara
Sangat disayangkan, ada beberapa penambang yang menggunakan aktivitas ini dengan menggunakan listrik yang di dapatkan dari penambangan batu bara. Seperti ungkapan para pencinta alam, bahwa para penambang akan mencari tempat dengan biaya listrik murah dan itu pasti menggunakan pembangkit listrik batu bara.
Cambridge menyebutkan bahwa China merupakan negara penambang Bitcoin terbanyak di dunia. Walaupun sudah mempunyai energi terbarukan, nyatanya dua pertiga nya masih menggunakan listrik dari batu bara.
Hal ini bisa diperparah karena para penambang sering berpindah-pindah tempat, sehingga sulit dilacak.
(**)(sw)